
Investor waspada, IHSG dibuka turun ke level 7.748. | Sumber Gambar : rri.co.id
JAKARTA, WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Selasa, 9 September 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada awal perdagangan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat IHSG turun nol koma dua enam persen ke level tujuh ribu tujuh ratus empat puluh delapan koma lima satu.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Senin, IHSG melemah satu koma dua delapan persen ke level tujuh ribu tujuh ratus enam puluh enam. Penurunan tersebut disertai aksi jual bersih investor asing mencapai lima ratus empat puluh empat miliar rupiah. Saham yang paling banyak dilepas asing antara lain BBCA, BMRI, ADRO, JPFA, dan BBNI.
Menurut Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, pelemahan IHSG masih berlanjut setelah reshuffle Menteri Keuangan Sri Mulyani. “IHSG masih berpotensi terkoreksi setelah reshuffle Menteri Keuangan Sri Mulyani,” ujar Fanny.
Lebih lanjut, Fanny menjelaskan IHSG berpotensi menguji level support di tujuh ribu tujuh ratus. Jika mampu bertahan, maka IHSG berpeluang rebound dalam jangka pendek. Level support IHSG diperkirakan berada di kisaran tujuh ribu enam ratus delapan puluh hingga tujuh ribu tujuh ratus, sementara resistansi di level tujuh ribu tujuh ratus delapan puluh hingga tujuh ribu delapan ratus.
Sementara itu, bursa Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Senin. Indeks Nasdaq yang dipimpin saham teknologi mencatat rekor tertinggi sepanjang masa dengan kenaikan nol koma empat lima persen. Pasar menantikan rilis data inflasi utama, yaitu indeks harga produsen (PPI) pada Rabu dan indeks harga konsumen (CPI) pada Kamis.
Menurut Fanny, “Sebelumnya, telah dirilis data ketenagakerjaan AS bulan Agustus yang mengecewakan. Tapi memicu harapan para investor bahwa The Fed hampir pasti memangkas suku bunga acuannya pada rapat akhir September.”
Di Asia Pasifik, bursa saham juga menunjukkan tren positif. Pelaku pasar mencermati pengunduran diri Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba. “Langkah tersebut menimbulkan spekulasi bahwa penggantinya akan mendorong belanja pemerintah lebih besar,” jelas Fanny.
Selain itu, indeks Nikkei dua dua lima Jepang naik satu koma empat lima persen. Bursa Korea Selatan juga menguat nol koma empat lima persen, dipicu lonjakan saham konstruksi. “Saham sektor kontruksi melesat setelah pemerintah meluncurkan kebijakan baru. Yakni kebijakan untuk mengatasi kekurangan perumahan di Seoul,” kata Fanny. (*MGO/Red)