
MAGELANG, WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Pemerintah Kota Magelang resmi meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai strategi mencegah stunting di wilayahnya.
Peluncuran program dilakukan pada Selasa, 5 Agustus 2025 di Pendopo Pengabdian. Genting dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DPMP4KB) Kota Magelang.
Program ini menggugah kepedulian masyarakat dalam penanganan stunting. Fokus utama gerakan ini adalah melibatkan banyak pihak sebagai orang tua asuh bagi anak balita dua tahun (baduta) dan ibu hamil berisiko stunting.
Plt Kepala DPMP4KB Kota Magelang, Wawan Setiadi, menyampaikan tujuan Genting adalah untuk menggerakkan peran aktif dari seluruh elemen. Mereka diajak untuk berkontribusi langsung dalam bentuk dukungan dana sebesar Rp15 ribu per hari.
Sumbangan diberikan selama enam bulan untuk setiap anak. Bantuan ini menyasar kelompok miskin dan rentan di wilayah Kota Magelang. Target utamanya adalah 178 anak baduta yang membutuhkan dukungan nutrisi tambahan.
“Bantuan akan diberikan dalam bentuk paket nutrisi, edukasi kesehatan, serta pendampingan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan status gizi anak-anak dan mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting,” kata Wawan saat peluncuran Genting di Pendopo Pengabdian, Selasa (5/8/2025).
Program Genting dirancang berlangsung dari Agustus 2025 hingga Januari 2026. Pelaksanaannya difokuskan di seluruh Puskesmas dan Kelurahan di Kota Magelang.
Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, menegaskan bahwa program ini menjadi bentuk ikhtiar bersama dalam menekan angka stunting yang masih tinggi. Ia menekankan pentingnya sinergi antar elemen dalam penanganan isu gizi anak.
“Melalui DPMP4KB Kota Magelang, saya mengundang seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam gerakan ini. Kondisi yang kita hadapi saat ini benar-benar genting dan tidak bisa ditunda lagi,” tegas Damar.
Berdasarkan data terkini, sebanyak 537 balita atau 12,4% populasi balita di Kota Magelang berisiko mengalami stunting. Selain itu, terdapat 431 balita (10%) mengalami underweight dan 181 balita (4,2%) dalam kondisi wasting atau kekurangan gizi akut.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa intervensi cepat dan tepat sangat dibutuhkan. Melalui program Genting, Damar berharap masyarakat tergerak menjadi orang tua asuh dan aktif mencegah risiko jangka panjang dari stunting.
“Melalui program Genting, para pihak diharapkan bersedia menjadi orang tua asuh bagi anak-anak dari keluarga miskin yang berisiko stunting,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Kota Magelang juga menerima dukungan langsung dari sejumlah lembaga. Komitmen itu datang dari Baznas Kota Magelang (15 anak), DPMP4KB (7 anak), Bank Jateng Cabang Magelang (10 anak), Bank Magelang (7 anak), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (10 anak), serta Wartawan Kota Magelang (1 anak).
Kolaborasi ini menjadi awal baik untuk mewujudkan gerakan pentahelix dalam isu kesehatan anak. Wali Kota Damar menyatakan bahwa stunting tidak bisa diatasi pemerintah saja, melainkan harus melalui kerja sama lintas sektor.
Ia menekankan pentingnya gotong royong antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, dan media. Dengan cara ini, upaya cegah stunting akan lebih terarah dan memberikan dampak jangka panjang.
Melalui program Genting, diharapkan status gizi anak-anak di Kota Magelang dapat meningkat secara signifikan. Lebih dari itu, generasi masa depan juga disiapkan menjadi pribadi sehat, cerdas, dan produktif. (SWN/Red)