Gangguan listrik pada sistem third rail LRT Jabodetabek memaksa evakuasi 653 penumpang keselamatan dan prosedur evakuasi. (Dok. Tangkapan Layar)
JAKARTA, WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Gangguan listrik pada sistem third rail memaksa beberapa rangkaian kereta menghentikan operasinya secara mendadak. Menurut keterangan dari operator, sistem penghantar listrik yang menjadi sumber tenaga utama LRT mengalami gangguan mulai pukul 08.41 WIB. Akibatnya, lima rangkaian kereta berhenti di beberapa titik, termasuk lintasan antara stasiun Stasiun Halim – Stasiun Kuningan dan Stasiun Bekasi Barat. Dalam video yang beredar, terlihat penumpang melintasi walkway sempit selebar sekitar 50 sentimeter, dengan pagar hanya di satu sisi sementara sisi lainnya terbuka ke udara.
Korban langsung dari kejadian ini adalah 653 penumpang yang berada di dalam rangkaian kereta yang terhenti. Mereka kemudian dievakuasi oleh petugas operator LRT bersama tim teknisi dan keamanan ke stasiun terdekat, yaitu Stasiun Kuningan, Halim, Cawang, Kampung Rambutan, dan Bekasi Barat. Selain itu, pihak pengelola sistem LRT yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) melalui manajemen LRT Jabodetabek turut mengambil langkah investigasi dan evaluasi. Penumpang yang melintasi jalur rel secara darurat juga menjadi saksi mata atas kondisi tinggi dan sempitnya rute evakuasi tersebut.
“Serem banget, kaki gemetaran karena lihat ke bawah tinggi banget. Tapi petugas tenangin kami,” tulis salah satu penumpang.
Insiden terjadi pada sabtu pagi, sekitar pukul 08.41 WIB dan proses evakuasi dinyatakan selesai sekitar pukul 10.06 WIB. Lokasi kejadian meliputi lintasan tinggi dari LRT Jabodetabek antara beberapa stasiun di kawasan Jakarta Timur dan Bekasi – khususnya antara Stasiun Halim, Kuningan, dan Bekasi Barat. Jalur yang semula mendukung transportasi massal ini mendadak berubah menjadi area evakuasi pejalan kaki di ketinggian karena gangguan sistem listrik.
“Seluruh penumpang berhasil dievakuasi tanpa korban luka. Proses evakuasi selesai sekitar pukul 10.06 WIB,” ungkap pihak manajemen LRT Jabodetabek dalam keterangannya.
Meski berjalan tanpa insiden luka, banyak pihak menilai bahwa kondisi jalur melintasi rel tinggi tersebut sangat menegangkan dan bisa membahayakan jika terjadi kepanikan.
“Untung semua selamat. Tapi jalurnya tinggi banget dan sempit, bayangin kalau panik bisa bahaya,” tulis akun @citywatcherID di kolom komentar. Sementara itu, sejumlah warganet memuji kecepatan respons petugas.
“Salut, dalam waktu kurang dari dua jam semua penumpang bisa turun dengan selamat,” tulis akun lainnya.
Di sisi lain, pihak manajemen operator menyatakan bahwa kejadian ini akan menjadi momentum evaluasi menyeluruh, termasuk aspek teknis, prosedur evakuasi, dan standar keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama,” ujar juru bicara LRT Jabodetabek.
Insiden ini menjadi alarm penting bagi moda transportasi berbasis listrik di Indonesia. Meskipun sistem seperti proteksi otomatis dan interlocking telah ada di LRT Jabodetabek. (*GTC/Red)
