WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Irjen Dadang Hartanto adalah salah satu perwira tinggi di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang dikenal berintegritas, tegas, dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Lahir pada 24 November 1971, Irjen Dadang telah meniti karir panjang di kepolisian sejak lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1994.
Apa Latar Belakang Pendidikan Irjen Dadang Hartanto?
Irjen. Pol. Prof. Dr. H. Dadang Hartanto, SH., S.IK., M.Si. dikenal sebagai perwira tinggi Polri yang tak hanya menunjukkan ketegasan dan integritas dalam menjalankan tugas, tetapi juga memiliki latar belakang akademik dan intelektual yang mengesankan. Latar belakang pendidikannya mencerminkan kombinasi antara profesionalisme di bidang kepolisian dan keunggulan di bidang akademik.
Perjalanan pendidikan Dadang Hartanto dimulai dari Akademi Kepolisian (Akpol) yang ia selesaikan pada tahun 1994. Kariernya di institusi kepolisian terus mengalami kemajuan, sejalan dengan partisipasinya dalam berbagai program pendidikan di lembaga-lembaga strategis Polri, seperti Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 2002, Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) pada 2008, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespati) pada 2017. Pendidikan-pendidikan ini merupakan syarat penting bagi seorang perwira Polri untuk menduduki jabatan struktural dan strategis.
Selain mendalami pendidikan di bidang kepolisian, Dadang Hartanto juga menjalani pendidikan formal di jalur akademik. Ia meraih gelar Magister Ilmu Sosial (M.Si) yang menjadi bekal penting dalam memahami dinamika sosial kemasyarakatan dalam konteks penegakan hukum. Lebih dari itu, beliau menyelesaikan program doktoral (S3) di Universitas Indonesia pada tahun 2015, sebuah capaian yang sangat jarang di lingkungan kepolisian.
Puncak dari perjalanan akademiknya adalah ketika pada Mei 2023, Irjen Dadang Hartanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Publik oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Ia aktif menjabat sebagai profesor di UMSU dan termasuk salah satu perwira Polri yang berhasil meraih gelar akademik tertinggi. Dalam orasi ilmiahnya, Dadang Hartanto menyoroti pentingnya birokrasi kepolisian yang adaptif dalam menghadapi tantangan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity).
Kapan Irjen Dadang Memulai Karirnya di Polri?
Setelah menamatkan pendidikannya di Akademi Kepolisian pada tahun 1994, Irjen Dadang secara resmi memulai kariernya di institusi Polri. Karier awalnya sebagai perwira dimulai di beberapa kesatuan wilayah seperti Kapolsek Senen (2005) dan Kapolres di wilayah Subang (2009) dan Cianjur (2011). Dalam waktu relatif singkat, ia menunjukkan kemampuan menonjol dalam bidang operasional dan pembinaan personel.
Pada 16 November 2017, ia diangkat sebagai Kapolrestabes Medan, menjabat hingga 20 Desember 2019. Dalam masa jabatannya tersebut, Irjen Dadang dikenal sebagai figur yang membaur dengan masyarakat dan sukses menurunkan tingkat kejahatan melalui berbagai pengungkapan kasus besar serta pendekatan komunitas yang bersifat humanis.
Di Mana Saja Irjen Dadang Bertugas?
Irjen Pol. Prof. Dr. H. Dadang Hartanto telah menjalani karier panjang di institusi Kepolisian Republik Indonesia dengan menempati berbagai jabatan strategis di sejumlah wilayah. Salah satu penugasan penting yang pernah diembannya adalah sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sumatera Utara, sebuah wilayah dengan tingkat kompleksitas tinggi dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
Irjen Dadang menjabat sebagai Wakapolda Sumatera Utara sejak tahun 2020 hingga Januari 2023, sebelum akhirnya digantikan oleh Brigjen Jawari. Selama masa jabatannya, Irjen Dadang dikenal sebagai figur pemimpin yang memiliki pendekatan profesional, humanis, serta mampu menjaga stabilitas keamanan di tengah dinamika masyarakat Sumut yang sangat beragam.
Sebelum mengemban tugas sebagai Wakapolda, Irjen Dadang pernah menjabat sebagai Kapolrestabes Medan pada periode 2017 hingga 2019. Di posisi tersebut, ia menorehkan sejumlah capaian penting, termasuk peningkatan efektivitas pengungkapan kasus kriminal serta penguatan hubungan kepolisian dengan masyarakat. Gaya kepemimpinannya yang tegas, responsif, dan terbuka membuat kehadiran Polri di tengah masyarakat Medan semakin dirasakan.
Usai menuntaskan masa tugasnya sebagai Wakapolda Sumatera Utara, Irjen Dadang mendapat amanah baru sebagai Widyaiswara Utama di Sespim Lemdiklat Polri. Penugasan ini menggarisbawahi dedikasi dan kapabilitasnya dalam bidang pengembangan sumber daya manusia Polri, khususnya dalam membina dan melatih para calon pemimpin kepolisian masa depan.
Mengapa Karir Irjen Dadang Dianggap Cemerlang?
Irjen Dadang Hartanto dikenal luas berkat perpaduan antara kedisiplinan, integritas tinggi, dan gaya kepemimpinan yang mengedepankan sisi kemanusiaan. Saat menjabat sebagai Wakapolda Sumut, ia rutin menyelenggarakan safari subuh dan kegiatan sosial seperti pembagian sembako di masjid, yang secara nyata meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Pendekatan kepemimpinannya yang terbuka dan dialogis menunjukkan prinsip-prinsip kebersamaan dan kerja sama yang sejalan.
Beliau juga dikenal mampu membangun komunikasi harmonis dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk melalui safari ibadah yang memperkuat citra polisi sebagai pelayan masyarakat.
Reputasi positif dan rekam jejak operasionalnya didukung pula oleh pencapaian akademiknya sebagai Guru Besar dan pemimpin pendidikan kepolisian. Hal ini memunculkan opini bahwa ia adalah salah satu figur pemimpin Polri potensial di masa depan pada sebuah penilaian yang didasarkan pada prestasi, bukan status resmi.
Bagaimana Gaya Kepemimpinannya?
Irjen Pol. Prof. Dr. H. Dadang Hartanto menunjukkan kombinasi gaya transformasional dan transaksional dalam memimpin. Gaya transformasional terlihat dari pendekatannya yang inspirasional, visioner, dan personal misalnya dalam aktivitas safari subuh, dialog terbuka, dan membina SDM Polri agar mandiri dan berdaya. Sementara sisi transaksional ditunjukkan lewat disiplin, penegakan aturan, dan keberanian mengambil tindakan korektif guna menjaga profesionalisme.
Sebagai pemimpin, beliau sangat menekankan pengembangan SDM Polri yang profesional, humanis, dan modern, dengan memahami bahwa tugas Polisi lebih dari sekadar penegakan hukum melainkan pelayanan publik yang hadir di tengah masyarakat.
Apa Dampak Sosial dari Kepemimpinannya?
Saat menjabat sebagai Kapolrestabes Medan (2017–2019), Irjen Dadang Hartanto berhasil menekan angka kriminalitas dengan giat mendorong patroli, penegakan hukum untuk kejahatan 3C, dan pemberantasan narkoba serta judi. Ia menekankan pendekatan humanis seperti menerapkan polisi yang ramah saat berinteraksi dengan masyarakat dan menuntut profesionalisme tinggi dari anggotanya.
Salah satu langkah yang diambilnya untuk membangun kepercayaan masyarakat adalah dengan menggelar program safari subuh berjamaah di sejumlah masjid, disertai dengan dialog interaktif dan penyaluran bantuan, sebagai wujud penguatan hubungan sosial serta peran aktif Polri di tengah masyarakat.
Secara internal, ia mendorong lingkungan kerja yang kondusif dan pelayanan publik berkualitas, termasuk pengembangan sistem SPKT terpadu, pengaduan elektronik, Call Center 110, dan digitalisasi fungsi pengawasan saat menjabat di Polda Sumut.
Lebih dari itu, Irjen Dadang aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan mulai dari gotong royong dan santunan dhuafa di masjid hingga dialog pemuda dan lintas agama untuk Pemilu Damai. Pendekatan ini mencerminkan bahwa gaya kepemimpinannya tidak hanya berfokus pada keamanan, tapi juga melayani dan memperhatikan kebutuhan sosial masyarakat.
Irjen Dadang Hartanto, Teladan Perwira Polri
Melihat seluruh perjalanan hidup dan karirnya, Irjen Pol. Dadang Hartanto adalah figur perwira tinggi Polri yang patut menjadi teladan.
Dengan latar belakang akademik yang kuat, rekam jejak prestasi yang cemerlang, serta komitmen tinggi terhadap pelayanan publik, ia telah memberikan kontribusi nyata dalam menjaga stabilitas nasional.
Perjalanan karirnya menjadi bukti bahwa kerja keras, integritas, dan dedikasi tinggi akan membuahkan hasil yang membanggakan, tidak hanya bagi institusi Polri tetapi juga bagi bangsa dan negara.
