
Halo, Sahabat Golan! Pernahkah kamu memikirkan bagaimana kehidupan manusia di Nusantara sebelum mereka mengenal tulisan? Periode ini sering disebut sebagai masa praaksara atau prasejarah. Meskipun belum mengenal huruf dan tulisan, pada masa ini mereka sudah memiliki cara sendiri untuk bertahan hidup dan membangun peradaban. Menarik, bukan? Yuk, kita selami lebih dalam tentang sejarah ini!
Apa Itu Masa Praaksara?
Masa praaksara merujuk pada periode ketika manusia belum mengenal sistem tulisan. Masa praaksara di Indonesia berlangsung hingga abad ke-5 Masehi, saat kerajaan Kutai mulai menggunakan tulisan. Namun, jejak manusia purba di Nusantara sudah ada sejak zaman Pleistosen, lebih dari satu juta tahun yang lalu. Para arkeolog menemukan fosil manusia purba seperti Meganthropus paleojavanicus dan Pithecanthropus erectus, yang menunjukkan bahwa manusia telah menetap di kepulauan ini sejak lama.
Tahapan Masa Praaksara di Nusantara
Para peneliti membagi masa praaksara berdasarkan tingkat perkembangan budaya dan teknologinya, masa ini dibagi kedalam beberapa tahapan antara lain:
1. Zaman Batu
Pada periode ini, manusia menggunakan masih menggunakan batu sebagai alat utama. Zaman Batu sendiri terbagi menjadi beberapa fase:
Paleolitikum, Manusia hidup secara nomaden, berburu, dan meramu makanan. Alat yang digunakan masih kasar, seperti kapak genggam yang ditemukan di Sangiran. Mereka hidup dalam kelompok kecil dan sangat bergantung pada alam.
Mesolitikum, Manusia mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan menetap dan menggunakan alat yang lebih halus. Bukti arkeologinya adalah Kjokkenmoddinger (sampah dapur) di Sumatra dan Abris sousroche (gua hunian) di Ponorogo.
Neolitikum, Masyarakat mulai mengenal bercocok tanam, beternak, serta menggunakan peralatan yang lebih canggih dari batu yang diasah. Kapak persegi dan kapak lonjong menjadi alat utama pada masa ini.
Megalitikum, Muncul bangunan batu besar seperti menhir, dolmen, dan punden berundak yang digunakan untuk pemujaan dan pemakaman.
2. Zaman Logam
Setelah Zaman Batu, manusia mulai mengolah logam sebagai bahan utama dalam kehidupan sehari-hari. Zaman ini terbagi menjadi:
Zaman Perunggu, Campuran tembaga dan timah menghasilkan alat yang lebih kuat dan tahan lama. Contohnya adalah nekara dan kapak corong.
Zaman Besi, Besi mulai digunakan untuk membuat peralatan yang lebih tajam dan efisien, seperti mata kapak dan cangkul.
Bagaimana Kehidupan Manusia Praaksara?
Manusia pada masa praaksara mengalami perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan, yakni meliputi:
Pola Hunian, Awalnya, manusia hidup secara berpindah-pindah untuk mencari makanan. Namun, seiring dengan berkembangnya pertanian, mereka mulai menetap dan membangun komunitas yang lebih terorganisir.
Dari kebiasaan berburu dan meramu, manusia perlahan mulai bertani dan beternak, terutama pada Zaman Neolitikum. Periode ini menandai peralihan dari gaya hidup food gathering (mengumpulkan makanan) menjadi food producing (menghasilkan makanan sendiri).
Bukti keberadaan kepercayaan spiritual terlihat dari peninggalan megalitik seperti menhir dan dolmen, yang digunakan sebagai tempat penghormatan kepada leluhur. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang berkembang menjadi sistem animisme dan dinamisme, yang menganggap bahwa benda-benda di sekitar memiliki kekuatan gaib.
Peninggalan Arkeologis Masa Praaksara di Indonesia
Banyak peninggalan arkeologis dari masa praaksara yang memberi tahu kita tentang kehidupan manusia purba. Berikut beberapa contohnya:
Fosil Homo Erectus di Sangiran, fosil ini menunjukkan bahwa manusia purba sudah ada di Indonesia sekitar 1,7 juta tahun lalu.
Alat-alat Batu, kapak genggam dan flakes digunakan oleh manusia purba untuk berburu serta meramu makanan.
Peninggalan Megalitik, seperti dolmen, menhir, dan sarkofagus menjelaskan perkembangan kepercayaan dan struktur sosial masyarakat purba,
Gerabah dan Perhiasan, Temuan ini menunjukkan bahwa manusia purba sudah mulai mengenal seni serta keterampilan dalam membuat barang untuk keperluan sehari-hari.
Apakah Mempelajari Masa Praaksara Itu Penting?
Dengan mempelajari masa praaksara kita bisa memahami bagaimana peradaban Nusantara pada masa ini terbentuk jauh sebelum aksara dikenal. Melalui penelitian arkeologi dan sejarah, semoga kita dapat terus mengungkap lebih banyak fakta menarik tentang kehidupan nenek moyang kita, tentang bagaimana mereka beradaptasi, berinovasi, dan bertahan dalam berbagai kondisi dengan cara yang sederhana terhadap alam yang kala itu masih liar.
Sahabat Golan, meskipun masa praaksara tidak meninggalkan tulisan, jejak kehidupan mereka mengajarkan kita banyak hal. Mulai dari adaptasi terhadap lingkungan hingga proses membangun budaya, nenek moyang kita telah meletakkan dasar bagi peradaban yang kita nikmati saat ini. Semoga artikel ini menambah wawasan kita tentang sejarah Nusantara!