
Pernah dengar istilah Nusantara? Nama ini sering kita dengar ketika membicarakan Indonesia, tetapi tahukah Sahabat Golan, bahwa Nusantara punya sejarah panjang dan makna yang lebih luas dari yang kita kira? Mari kita bedah sejarah Nusantara, penyebutannya, serta wilayah yang termasuk dalam sebutan ini pada masa lampau.
Apa Itu Nusantara?
Secara sederhana, Nusantara adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kepulauan yang mencakup wilayah Indonesia sekarang. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang terdiri dari dua kata, yaitu “nusa” (pulau) dan “antara” (luar atau seberang). Jadi, Nusantara secara harfiah berarti “pulau-pulau di luar.” Istilah ini pertama kali muncul dalam catatan sejarah Majapahit, di mana kerajaan ini mengklaim kekuasaan atas berbagai wilayah kepulauan di seberang Pulau Jawa.
Sahabat Golan , jika dibayangkan peta Indonesia saat ini, mulai dari Sabang hingga Merauke, itu adalah bagian dari Nusantara. Namun, pada zaman dulu, cakupan wilayah ini lebih besar dan melibatkan banyak kerajaan di Asia Tenggara.
Sejarah Penyebutan Nusantara
Sejarah Nusantara dimulai pada zaman Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-13. Pada masa itu, Gajah Mada, seorang Mahapatih Majapahit, mengucapkan sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya, ia bersumpah tidak akan menikmati kesenangan dunia sebelum berhasil menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Kata Nusantara digunakan untuk menggambarkan wilayah di luar Jawa yang ingin disatukan Gajah Mada, yang mencakup pulau-pulau di sekitar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian dari Semenanjung Malaya. Dengan kata lain, Majapahit bermimpi untuk menguasai hampir seluruh wilayah kepulauan yang saat ini kita kenal saat ini sebagai Asia Tenggara.
Nusantara Lebih dari Sekadar Indonesia
Menariknya, istilah Nusantara pada masa lalu tidak hanya merujuk pada wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia, tetapi juga sebagian besar wilayah di Asia Tenggara. Di masa kejayaan Majapahit, Nusantara mencakup wilayah seperti Brunei, Malaysia, Singapura, sebagian Thailand, dan Filipina.
Jadi, ketika kita berbicara tentang Nusantara, kita sebenarnya membicarakan suatu konsep yang jauh lebih luas dari sekadar negara Indonesia. Ini adalah pengakuan historis bahwa banyak negara di Asia Tenggara memiliki akar budaya dan sejarah yang saling terkait.
Peran Penting Majapahit dalam Penyebutan Nusantara
Majapahit adalah pusat dari konsep Nusantara. Berkat ambisi Gajah Mada, Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Sumpah Palapa tidak hanya membawa Majapahit menuju kejayaan, tetapi juga memperkenalkan istilah Nusantara ke dalam sejarah.
Majapahit menggunakan kekuatan militernya untuk menaklukkan banyak kerajaan kecil dan mengklaimnya sebagai bagian dari Nusantara. Namun, perlu diingat bahwa pengaruh Majapahit tidak hanya bersifat militer, tetapi juga melalui perdagangan dan budaya. Nusantara menjadi pusat perdagangan internasional, dengan pelabuhan-pelabuhan besar yang menghubungkan dunia Barat dan Timur.
Wilayah Nusantara Dulu dan Sekarang
Meskipun konsep Nusantara mencakup wilayah yang luas di Asia Tenggara, batas-batas geografisnya tidak selalu jelas. Seperti yang disebutkan sebelumnya, wilayah yang diklaim Majapahit sebagai bagian dari Nusantara termasuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Semenanjung Malaya dan sebagian Filipina.
Namun, pada masa kini, Nusantara sering kali digunakan secara khusus untuk merujuk pada kepulauan Indonesia. Meski cakupannya mungkin menyusut, semangat penyatuan dan keragaman yang diwakili oleh Nusantara tetap hidup dalam jiwa bangsa Indonesia.
Nusantara di Masa Modern
Sekarang, istilah Nusantara semakin populer, terutama setelah pemerintah Indonesia memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke sebuah wilayah di Kalimantan yang disebut sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN). Penggunaan istilah ini menunjukkan bahwa semangat Nusantara sebagai kesatuan wilayah kepulauan tetap kuat di hati bangsa Indonesia.
Pemindahan ibu kota ini juga merupakan upaya untuk memperkenalkan kembali Nusantara sebagai pusat peradaban yang modern, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Nusantara bukan hanya istilah geografis, tetapi juga simbol dari penyatuan dan keragaman yang telah lama menjadi bagian dari sejarah Asia Tenggara. Dari sumpah Gajah Mada hingga pemindahan ibu kota ke Kalimantan, Nusantara terus menjadi bagian penting dari identitas dan masa depan Indonesia. Meskipun sejarahnya bermula dari zaman Majapahit, makna Nusantara masih relevan hingga hari ini, mencerminkan persatuan berbagai budaya, bahasa, dan wilayah.
Jadi, kapanpun Sahabat Golan merasa bangga sebagai bagian dari Indonesia, ingatlah bahwa Sahabat Golan juga adalah bagian dari warisan besar Nusantara yang berusia ratusan tahun!