
Kasus penculikan kacab bank M Ilham Pradipta akhirnya terungkap. (Sumber Gambar : mediahub.polri.go.id)
JAKARTA, WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Motif utama kasus penculikan kacab bank Ilham adalah untuk menguras dana dari rekening dormant. Rekening dormant adalah rekening nasabah yang tidak aktif dalam jangka waktu lama, namun masih memiliki dana di dalamnya.
Pelaku menyadari bahwa untuk mencairkan dana dari rekening dormant, dibutuhkan otoritas khusus dari pejabat bank. Karena itu, mereka nekat menculik kepala cabang agar bisa memproses perpindahan dana ke rekening penampung.
Korban dalam kasus penculikan kacab bank adalah M Ilham Pradipta (37), seorang kepala cabang bank ternama. Ia diculik dari area parkir sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8). Keesokan harinya, Kamis (21/8), korban ditemukan sudah tidak bernyawa di kawasan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Sebanyak 16 orang sipil ditetapkan sebagai tersangka. Dari jumlah itu, 15 sudah ditangkap, sedangkan 1 orang masih buron. Selain itu, dua anggota TNI AD, yakni Kopda FH dan Serka N, juga diduga kuat terlibat.
Polisi membagi para tersangka ke dalam empat klaster:
1. Klaster Otak Penculikan
Empat orang masuk kategori ini, yaitu:
- C alias Ken, otak rencana dan penyedia tim IT.
- Dwi Hartono (DH), pencari tim penculik serta penyedia dana Rp 60 juta.
- AAM, perencana penculikan dan penyedia tim pengintai.
- JP, pengoordinasi eksekutor, pemberi dana Rp 150 juta kepada N, serta ikut membuang korban.
2. Klaster Penculikan
Terdiri dari lima orang sipil dan satu anggota TNI AD:
- E, eksekutor utama, menerima Rp 45 juta, melilitkan lakban, mengikat tangan korban.
- REH, membantu menahan korban dari belakang.
- RS, menahan korban dari sisi kanan.
- AT, membantu memasukkan korban ke mobil.
- EWB, sopir mobil penculik.
3. Klaster Penganiayaan hingga Tewas
Tiga orang terlibat dalam penganiayaan yang berujung kematian:
- JP, selain otak perencana, ikut menganiaya dan membuang korban.
- MU, sopir Fortuner hitam yang digunakan saat penganiayaan.
- DS, sopir lainnya yang membantu eksekusi.
- Serka N, anggota TNI AD yang kini ditahan Pomdam Jaya.
4. Klaster Pengintai
Empat tersangka sudah ditangkap, yaitu AW, EWH, RS, dan AS, serta satu buron berinisial EG. Mereka bertugas membuntuti korban dan memastikan target bisa ditangkap.
Menurut Wira, salah satu tersangka utama, C alias Ken, mendapatkan informasi soal rekening dormant dari temannya berinisial S. Polisi masih mendalami identitas S dan memastikan belum ada keterlibatan pegawai bank dalam kasus ini.
“Apakah ada karyawan bank BUMN yang terlibat ini, dalam hal ini, sampai sejauh ini belum ada keterlibatan,” ujar Wira.
Fakta mengejutkan terungkap, korban dipilih secara acak. Menurut polisi, para tersangka awalnya berusaha mencari kepala cabang bank yang bisa diajak kerja sama secara halus. Namun, setelah sebulan tidak ada yang mau, mereka memilih jalur kekerasan.
“Ini dipilih secara random karena kebetulan salah satu tersangka ini punya kartu namanya saja awalnya. Jadi tidak ada yang kenal dengan korban,” kata Wira.
Kasubdit Jatanras, AKBP Abdul Rahim, menambahkan “Sehingga pada saat si DH menyetujui melakukan tindakan opsi satu, yaitu melakukan penculikan terhadap korban kacab. Si K memberikan ini ada kartu nama dari salah satu kacab. Atas hal tersebut, kartu nama tersebut diserahkan dikirimkan kepada DH.”
Dengan demikian, korban M Ilham Pradipta hanyalah target acak, bukan sasaran khusus. (*GTC/Red)