WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Program Makan Bergizi Gratis kini tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Multiply efeknya terhadap penguatan ekonomi kita, baik di desa maupun di kota, cukup besar sekali,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UMKM, Riza Adha Damanik, dalam diskusi bertajuk Lapangan Kerja, UMKM, dan Kemandirian Ekonomi Indonesia di Jakarta.
Riza menjelaskan, sekitar 80 persen anggaran Program Makan Bergizi Gratis digunakan untuk membeli bahan baku yang bersumber dari petani, peternak, nelayan, dan pelaku usaha kecil di desa.
“Program ini menciptakan peluang bisnis baru, termasuk pengelolaan limbah makanan untuk ekonomi sirkular UMKM,” ujarnya.
Selain menyerap hasil pertanian dan perikanan lokal, program ini juga menghidupkan sekitar 30.000 usaha jasa katering kecil serta usaha logistik yang mendistribusikan makanan siap saji ke berbagai wilayah.
“UMKM naik kelas disambung dengan kemitraan rantai pasok antara usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha besar,” jelas Riza.
Ia menekankan pentingnya klasterisasi ekonomi agar UMKM dapat berkembang lebih pesat. Melalui klasterisasi, usaha mikro bisa bergabung membentuk kelompok usaha yang lebih efisien, sehingga akses terhadap pasar, pembiayaan, dan kemitraan dengan usaha besar menjadi lebih mudah.
Saat ini, pemerintah menargetkan Program Makan Bergizi Gratis dapat menjangkau 82,9 juta penerima manfaat dengan dukungan 32.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hingga 12 Juni 2025, realisasi belanja program telah mencapai Rp4,4 triliun dengan penerima manfaat sebanyak 4,89 juta orang. Anggaran program ini rencananya akan ditingkatkan hingga Rp100 triliun untuk mendukung keberlanjutan dan perluasan cakupan.
Pemerintah juga telah membentuk sembilan klaster prioritas, di antaranya sektor kuliner, pariwisata, kerajinan tangan, kesehatan, dan Program Makan Bergizi Gratis. Targetnya, UMKM dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional menuju pertumbuhan hingga 8 persen.
Program ini diharapkan terus diperluas ke berbagai daerah agar manfaatnya dapat dirasakan secara lebih merata dan berkelanjutan di seluruh Indonesia. (Emanuel Ruseno Mahuse)
