Skip to content
Golan Nusantara

Golan Nusantara

Berita dan Informasi Seputar Nusantara

  • Beranda
  • Sejarah
  • Berita
  • Budaya dan Tradisi
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Tokoh
  • Wisata
  • Forum & Diskusi
Golan Video
  • Home
  • Tokoh
  • Soeharto dan Reformasi, Awal Perubahan di Indonesia
  • Tokoh

Soeharto dan Reformasi, Awal Perubahan di Indonesia

Naufal Aqil Hidayat February 28, 2025
KEPEMIMPINAN SOEHARTO
Post Views: 178

Soeharto, sosok yang pernah berkuasa selama 32 tahun di Indonesia, masih menjadi perbincangan hingga kini. Ada yang mengenangnya sebagai Bapak Pembangunan, ada pula yang mengkritiknya sebagai penguasa otoriter. Lalu, bagaimana sebenarnya warisan yang ditinggalkan Soeharto? Mari kita kupas tuntas dalam artikel ini!

Soeharto, Sang Jenderal yang Menjadi Presiden

Soeharto naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1966 setelah peristiwa G30S. Dengan dukungan militer dan kondisi politik yang tidak stabil, ia berhasil mengambil alih kepemimpinan dari Soekarno. Kepemimpinannya dikenal sebagai era Orde Baru, yang diklaim membawa stabilitas dan pembangunan besar-besaran di Indonesia.

Namun, di balik gemilangnya pembangunan, ada sisi gelap yang tak bisa diabaikan. Kebijakan politik yang represif, pembungkaman kritik, dan pelanggaran HAM menjadi bayang-bayang dalam sejarah panjang kekuasaannya.

Pembangunan Ekonomi, Sebuah Berkah atau Kutukan?

Tidak bisa dipungkiri, di era Soeharto, ekonomi Indonesia tumbuh pesat. Dengan program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), Indonesia mengalami kemajuan di berbagai sektor:

1. Swasembada Pangan

Tahun 1984, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, sebuah prestasi yang diakui dunia.

2. Pertumbuhan Ekonomi Stabil

Selama tahun 1970-an hingga awal 1990-an, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun.

3. Infrastruktur Meningkat

Jalan, jembatan, dan waduk dibangun untuk mendukung sektor pertanian dan industri.

Namun, keberhasilan ini juga dibayangi oleh:

1. Korupsi Merajalela

KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) tumbuh subur, terutama di lingkaran keluarga dan kroni Soeharto.

2. Utang Luar Negeri Menggunung

Demi membiayai proyek-proyek besar, Indonesia berhutang besar yang berdampak pada krisis 1997-1998.

Jadi, apakah pembangunan ekonomi ini benar-benar membawa berkah, atau justru menjadi bom waktu bagi generasi selanjutnya?

Otoritarianisme Menjaga Stabilitas atau Membungkam Demokrasi?

Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang kuat, tetapi juga represif. Demi menjaga stabilitas politik, ia menerapkan berbagai kebijakan yang membatasi kebebasan berpendapat. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Militer Menguasai Segalanya

ABRI (sekarang TNI) memiliki peran besar dalam pemerintahan, mulai dari eksekutif hingga legislatif.

2. Media Dikendalikan

Pers hanya boleh memberitakan hal-hal yang mendukung pemerintah, sementara kritik bisa berujung pada pembredelan.

3. Pelanggaran HAM

Kasus seperti Tragedi 1965, DOM di Aceh, dan penculikan aktivis di akhir masa Orde Baru menjadi noda hitam dalam sejarah Soeharto.

Bagi sebagian orang, Soeharto dianggap sebagai pemimpin yang sukses menjaga ketertiban. Namun, bagi yang lain, ia adalah penguasa yang menekan kebebasan rakyatnya.

Akhir Era Orde Baru

Krisis ekonomi 1997 menjadi titik balik bagi rezim Soeharto. Rupiah anjlok, harga kebutuhan pokok melonjak, dan rakyat mulai kehilangan kepercayaan. Puncaknya, gelombang demonstrasi besar-besaran pada Mei 1998 memaksanya mundur dari jabatannya.

Namun, hingga akhir hayatnya, Soeharto tidak pernah diadili atas dugaan korupsi dan pelanggaran HAM. Ia menghabiskan sisa hidupnya dalam status de facto bebas dari tuntutan hukum.

Bagaimana Kita Harus Mengingat Soeharto?

Soeharto adalah figur kompleks dalam sejarah Indonesia. Di satu sisi, ia membawa Indonesia menuju era pembangunan dan stabilitas ekonomi. Di sisi lain, cara kepemimpinannya yang otoriter dan sarat pelanggaran HAM meninggalkan luka bagi banyak orang.

Apakah Soeharto lebih layak dikenang sebagai Bapak Pembangunan atau penguasa otoriter? Jawabannya tergantung dari perspektif masing-masing. Yang pasti, kita harus belajar dari sejarah agar tidak mengulang kesalahan yang sama di masa depan.

Tags: Kejatuhan Soeharto Kontroversi Soeharto Otoritarianisme Indonesia Pembangunan di Era Soeharto Soeharto Orde Baru

Continue Reading

Previous: Ki Hajar Dewantara, Sang Pelopor Pendidikan Indonesia
Next: Maria Ulfah Santoso Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia

Related Stories

Najwa Shihab Menjadi Ikon Kebebasan Pers Indonesia Najwa Shihab
  • Tokoh

Najwa Shihab Menjadi Ikon Kebebasan Pers Indonesia

March 26, 2025
Jenderal Soedirman dan Perannya dalam Merebut Kemerdekaan​ KISAH HIDUP JENDERAL SUDIRMAN
  • Tokoh

Jenderal Soedirman dan Perannya dalam Merebut Kemerdekaan​

March 23, 2025
Pramoedya Ananta Toer, Suara Kebenaran dalam Jeruji Rezim Pramoedya Ananta Toer
  • Tokoh

Pramoedya Ananta Toer, Suara Kebenaran dalam Jeruji Rezim

March 22, 2025

Advertising room

Kirimkan iklan banner untuk promosi produk/jasa Anda yang akan ditempatkan disini.

Categories

  • Berita
  • Budaya dan Tradisi
  • Forum & Diskusi
  • Informasi
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Wisata

Kerjasama

Mitra yang mau menjalin kerjasama dengan Golan Nusantara sebagi penulis berita, artikel sponsor atau endorsement, liputan event, content placement, program afiliasi, iklan banner, program backlink, silahkan Anda bisa menghubungi Admin Golan melalui telepon/ Whatshapp 085319094079

Informasi

  • Tentang Golan Nusantara
  • Kontak
  • Menjadi Penulis/Jurnalis
Copyright © All rights reserved. | DarkNews by AF themes.

Disclaimer - Terms and Conditions - Privacy Policy