Skip to content
Golan Nusantara

Golan Nusantara

Berita dan Informasi Seputar Nusantara

www.golandigital.com
  • Beranda
  • Sejarah
  • Misteri
  • Berita
  • Informasi
  • Budaya dan Tradisi
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Tokoh
  • Wisata
  • Forum & Diskusi
Golan Video
  • Home
  • Sejarah
  • Sejarah Dedi Mulyadi “Bapak Aing” yang Melegenda
  • Sejarah

Sejarah Dedi Mulyadi “Bapak Aing” yang Melegenda

Naufal Aqil Hidayat June 21, 2025
bapak aing
Post Views: 679

WWW.GOLANNUSANTARA.COM – Pasti sahabat golan sudah tak asing lagi dengan julukan “Bapak Aing” yang melekat pada sosok Dedi Mulyadi. Sebutan itu bikin penasaran banyak pihak karena bukan cuma sekadar gelar biasa. Sebutan ini muncul dari bahasa Sunda, artinya tepat “Bapak Saya” dalam bahasa nasional. Namun makna di baliknya jauh lebih dalam karena mencerminkan kedekatan emosional masyarakat dengan sosok Kang Dedi.

Dari Kecil di Desa Hingga Jadi Gubernur

Dedi Mulyadi merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara yang lahir di Kampung Sukasari, Subang, pada 11 April 1971. Semasa kecil beliau bantu keluarga mengembala domba, jualan es bahkan layangan. Lalu menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Subakti, kemudian melanjutkan SMP di Kalijati dan SMA di Purwadadi hingga akhirnya kuliah hukum di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman dan lulus tahun 1999.
Setelah itu beliau aktif di organisasi mahasiswa dan berbagai lembaga seperti menjadi Ketua HMI Cabang Purwakarta (1994), senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman (1994), Wakil Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (1997), dan lain-lain.

Karier politik Dedi Mulyadi dimulai sebagai anggota DPRD Purwakarta (1999–2003), lalu Wakil Bupati (2003-2008), hingga menjadi Bupati dua periode (2008-2018), Beliau juga menjadi Anggota DPR RI periode (2019-2024) dari Partai Golkar. Namun pada 2023, beliau memutuskan untuk tidak bersama dengan Partai Golkar dan mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI. Pada pilkada 2024 beliau maju sebagai gubernur dan berhasil memenangkan kontestasi tersebut.

Gaya Kepemimpinan Blusukan

Saat jadi Bupati Purwakarta, beliau terkenal sangat merakyat. Sering turun langsung ke desa, duduk di warung kopi, dan mendengarkan keluh kesah petani dan warga kecil. Cara ini bikin masyarakat merasa beliau bukan cuma pemimpin formal tapi juga seperti “ayah sendiri”.
Contohnya, Dedi pernah mengeluarkan imbauan bernuansa adat untuk membatasi pacaran berlebihan dan keluyuran malam di kalangan remaja sebagai bagian dari upaya menjaga ketertiban dan moralitas generasi muda.

Selain itu, ia juga memasang CCTV di beberapa titik strategis sebagai bentuk dukungan terhadap transparansi dan keamanan wilayah. Untuk memperkuat pengawasan berbasis kearifan lokal, ia membentuk Badega Lembur, yaitu relawan desa yang bertugas menjaga lingkungan dan ketertiban sosial dengan pendekatan nilai-nilai budaya Sunda.
Sikap tegas itu tetap disertai komitmen untuk turun langsung dan rapat warga.
Di bawah kepemimpinannya, Purwakarta dikenal sebagai kabupaten yang giat membangun taman-taman tematik berbasis budaya Sunda dan memperbaiki ruang publik. Ia juga mengintegrasikan pelajaran budaya lokal ke dalam pendidikan formal demi memperkuat jati diri generasi muda.

Munculnya Julukan “Bapak Aing”

Julukan ini mulai viral sejak masa kepemimpinannya sebagai Bupati Purwakarta, dan semakin menyebar lewat unggahan di media sosial seperti TikTok dan YouTube. Salah satu kisah yang sempat viral datang dari Egi, seorang bocah yang pernah mengalami perundungan sebelum akhirnya diangkat menjadi anak asuh oleh beliau. Egi adalah orang pertama yang menyebutnya dengan panggilan “Bapak Aing,” dan momen itu sukses mengharukan banyak orang.
Julukan itu makin padu dengan citra beliau sebagai sosok yang gerak cepat dan sigap. Sebutan dalam bahasa Sunda ini jadi simbol kepercayaan dan hubungan emosional rakyat terhadap Kang Dedi. Julukan ini bukan hasil pencitraan politik, melainkan lahir dari kedekatan emosional yang tulus antara rakyat dan sosok Dedi Mulyadi. Banyak warga merasa dekat karena Kang Dedi tak segan membantu langsung orang-orang kecil, dari menyekolahkan anak-anak hingga memperbaiki rumah warga yang tidak mampu.

Media Sosial dan Konten Humanis

Sahabat golan pasti tahu kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi, yang punya lebih dari 7 juta subscribers. Kontennya memuat kegiatan turun ke desa, dialog langsung dengan rakyat, hingga solusi lapangan yang simpel. Kebanyakan video viral dan menyentuh karena tulus dan ringan penyampaiannya.
Selain YouTube, TikTok juga jadi medan efektif.

Lewat platform itu, julukan “Bapak Aing” makin tersebar. Video viral seperti ngobrol dengan supir angkot atau adegan warga yang manggil “Bapak Aing” bikin gelombang trending. Menariknya, penonton Kang Dedi bukan hanya dari Purwakarta atau Jawa Barat, tapi dari seluruh Indonesia, bahkan warga luar negeri yang merindukan pemimpin yang sederhana dan membumi. Melalui media sosial, Kang Dedi berhasil menjembatani komunikasi antara pejabat dan rakyat secara langsung tanpa sekat, menciptakan gaya kepemimpinan yang terbuka dan responsif. Tak jarang, aksi-aksi spontan tersebut menginspirasi pejabat daerah lain untuk lebih aktif turun ke lapangan. Gaya ini menjadikan Kang Dedi sebagai simbol pemimpin era baru yang tak hanya bicara dari balik meja, tapi benar-benar hadir di tengah rakyat.

Dari Purwakarta ke Gubernur Jabar

Setelah dua periode jadi Bupati, Dedi maju Pilgub Jabar 2024 bersama Erwan Setiawan dan menang dengan rekor perolehan suara tertinggi 62 % atau 14,13 juta suara. Setelah dilantik pada 20 Februari 2025, beliau resmi jadi Gubernur Jawa Barat.

Sebagai Gubernur, beliau langsung membuat sejumlah gebrakan. Salah satunya adalah program pembinaan karakter bagi siswa yang terlibat pelanggaran berat (seperti tawuran atau geng motor), yang ditempatkan sementara di barak militer untuk mendapatkan pelatihan disiplin.
Sejak Juni 2025, ia memberlakukan aturan jam malam bagi pelajar dan memajukan waktu masuk sekolah menjadi pukul 06.00 pagi guna menanamkan kedisiplinan dan membentuk pola kebiasaan baru di kalangan siswa.

Kenapa Tetap Duta “Bapak Aing”

Kepemimpinan beliau didasari kedekatan riil dengan rakyat, bukan sekadar janji manis. Pola turun langsung, komunikasi santai dan berbalut identitas Sunda bikin warga merasa nyaman. Bahkan saat menjabat Gubernur, ciri khas “gercep” itu tetap terasa. Dalam kunjungan ke Sukabumi, misalnya, beberapa warga dengan spontan meneriakkan “Bapak Aing” saat beliau berjalan kaki tanpa protokol ketat dan menjadi sebuah bukti bahwa kedekatan emosional itu nyata dan bertahan. Di tengah birokrasi yang kerap terasa kaku, pendekatan semacam ini menjadi pembeda dan membuatnya makin dicintai masyarakat.

Dampak Julukan “Bapak Aing” untuk Brand Politik

Julukan ini bukan hanya simbol persaudaraan emosional, tapi juga alat politik digital yang efektif. Konten di YouTube dan TikTok membuat citra beliau melekat kuat dalam memori publik. Bahkan dari sisi ekonomi, kanal YouTube-nya memiliki potensi menghasilkan pemasukan bulanan yang cukup besar. Ini bukan sekadar pencitraan digital, tapi juga mesin konsolidasi dukungan yang nyata di lapangan.

Tags: dedi mulyadi gubernur jawa barat julukan bapak aing kang dedi mulyadi sejarah dedi mulyadi

Continue Reading

Previous: Perjanjian Linggarjati dan Sejarah Singkatnya
Next: Konferensi Meja Bundar, Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Related Stories

Keindahan Hutan Sancang Garut Wisata, Sejarah, dan Konservasi hutan sancang garut
  • Sejarah

Keindahan Hutan Sancang Garut Wisata, Sejarah, dan Konservasi

November 10, 2025
Benteng Belgica Banda Neira Peninggalan Bersejarah yang Memukau benteng belgica banda neira
  • Sejarah

Benteng Belgica Banda Neira Peninggalan Bersejarah yang Memukau

November 9, 2025
Bekas Penjara Banceuy Bandung Jejak Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia penjara banceuy
  • Sejarah

Bekas Penjara Banceuy Bandung Jejak Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

October 29, 2025

Advertising room

iklan banner

Kirimkan iklan banner untuk promosi produk/jasa Anda yang akan ditempatkan disini.

Taq Populer

agus fatoni bsi ekonomi indonesia kerukunan umat beragama literasi digital makanan tradisional indonesia pengabdian masyarakat peradaban kuno politik indonesia prabowo subianto presiden prabowo rempah nusantara sejarah indonesia sejarah kemerdekaan indonesia sejarah nusantara tokoh nasional umkm universitas bina sarana informatika wisata mistis wisata sejarah indonesia

Categories

  • Berita
  • Budaya dan Tradisi
  • Forum & Diskusi
  • Informasi
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Misteri
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Wisata

Relasi:

Banner BlogPartner Backlink.co.idSeedbacklink

Bergabung:

  • Menjadi Penulis/Jurnalis
  • Menjadi Kordinator/ Kontributor Daerah

Kerjasama:

Golan Nusantara Bekerjasama dibidang: Artikel Advertorial, Artikel Sponsor, Artikel Endorsement, Liputan event, Program afiliasi, Iklan Banner, Backlink/Content Placement

Informasi:

  • Tentang Golan Nusantara
  • Tim Redaksi
  • Kontak
Copyright © 2025 PT. Golan Digital Kreatif. All rights reserved. | By Golan Website

Disclaimer - Terms and Conditions - Privacy Policy